Guru dalam profesinya
dituntut mampu melaksanakan tugas merencanakan, melakukan, dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran dengan baik. Kemampuan inilah yang kemudian menjadi
idikator guru profesional. Untuk itu, guru harus mempunyai jiwa kreatif,
sehingga tugas yang menjadi indikator guru professional itu dapat dilaksanakan
dengan baik. Dengan kreativitas itu, guru akan mampu melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada sebelumnya.
Ketika Corona virus
melanda seluruh dunia, ketika pembatasan sosial dilakukan untuk mencegah
penularan virus ini, dan ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan pendidikan
untuk memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka lalu mengubah menjadi
pembelajaran jarak jauh (PJJ), apakah guru akan kehilangan krativitas dan
profesionalismenya? Jawabannya jelas tidak.
Pada salah satu kesempatan, pakar pendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Prof. Dantes, menyatakan bahwa jauh lebih bagus guru yang
baik ketimbang kurikulum yang baik. Guru yang baik bisa menjadikan kurikulum
yang kurang baik menjadi lebih baik. Pernyataan ini menyiratkan bahwa
bagaimanapun pembelajaran yang direkomendasikan oleh pemerintah, pada akhirnya
kualitas pembelajaran akan ditentukan oleh guru di kelas. Oleh karena itu, walaupun
pemerintah telah menerbitkan kurikulum darurat Covid-19 dengan mengharuskan
guru mengajar dari rumah, menjadi guru yang kreatif dan professional harus
tetap terjaga.
Pada masa pandemi ini,
kreativitas guru semakin berat diuji. Dalam kemampuan merencanakan
pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), misalnya. Pada
tahap ini, guru harus kreatif merencanakan proses belajar mengajar yang akan
dilakukannya secara jarak jauh. Kreatifitas yang mungkin dapat dilakukan adalah
dengan cara memilih mode belajar yang akan digunakan, daring atau luring. Pemilihan
ini menjadi penting pada tahap perencanaan pembelajaran untuk menentukan
strategi, metode, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang akan dilaksanakan.
Sebagai contoh, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII, yaitu pada Kompetensi Dasar (KD) Menentukan Unsur-Unsur Berita. Pada perencanaan pembelajaran materi ini bisa memilih strategi Si Iwul (strategi rancangan penulis sendiri yang merupakan akronim dari langkah SImak, pahamI, jaWab, simpUlkan, dan Lakukan) dengan metode tutorial online (tuton) menggunakan media blog dan youtube. Dengan demikian, maka mode pembelajaran jarak jauh yang dipilih adalah mode daring, memanfaatkan fasilitas google.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran mode daring ini, kreatifitas guru dimunculkan dengan cara memberikan siswa tutorial online (tuton) tentang cara menentukan unsur-unsur berita berupa video dan teks yang sebelumnya sudah diupload di blog dan youtube. Tutorial online inilah yang kemudian akan disimak, dipahami, kemudian siswa menjawab soal yang ada pada tutorial online, menyimpulkan cara yang ada di tutorial, dan terakhir melakukan hal yang serupa seperti tutorial pada kasus yang lain.
Tutorial online cara menentukan unsur-unsur berita berupa teks dapat dibaca dengan cara mengklik di sini. Kemudian, tutorial cara menentukan unsur-unsur berita berupa video dapat disimak dengan mengklik di sini. Kreativitas guru pada tahap pelaksanaan evaluasi pembelajaran mode daring ini dapat dilakukan dengan cara membuat instrumen evaluasi dengan memanfaatkan fasilitas google, misalnya google form. Contoh instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibaca dengan mengklik di sini.
Demikianlah
kreativitas guru di masa pandemi Covid-19 ini. Guru harus mampu menentukan
strategi, metode, dan media pembelajaran sesuai dengan mode pembelajaran jarak
jauh yang dipilih, daring atau luring dan memanfaatkan semua fasilitas yang
telah disediakan oleh google. Guru
harus mampu membuka kran kreativitas
dalam melaksanakan tugasnya untuk sampai pada muara profesionalisme walaupun harus
melakukan pembelajaran jarak jauh karena pandemi Covid-19.